Sejarah Desa Madugowongjati

 

Sejarah Desa

Secara historis, Desa Madugowongjati terletak di dataran sedang diantara bukit-bukit dengan tumbuhan pohon jati milik perhutani, disekeliling desa terdapat hamparan sawah yang membatasi antara pedukuhan yang satu dengan pedukuhan lainya, dengan demikian maka jarak antara dukuh satu dengan dukuh yang lainya saling berjauhan, jalan-jalan yang menghubungkan antar dukuh sebagian belum sempurna (masih makadam dan masih tertimbun tanah) sehingga  apabila di musim penghujan jalan becek akibatnya sangat sulit dilalui. Pertanian sawah di Desa Maduowongjati termasuk kawasan pertanian yang  luas dengan pengairan yang cukup sederhana dan memadahi walaupun masih banyak kendala karena masih banyak irigasi yang belum pernah tersentuh pasir serta semen dari bantuan Pemerintah setempat, tapi itu tak mengurangi semangat untuk terus menanam padi, begitu pula luasnya ladang milik masyarakat yang sangat potensial untuk penanaman pohon keras, disamping mudah tumbuh dan cepat besar, pohon keras masih diminati para pengusaha pengolah kayu.

Desa Madugowongjati merupakan desa termuda bagi wilayah Kecamatan Gringsing setelah terlepas dari Kecamatan Tersono pada tahun 2008, tapi begitu cepatnya masyarakat untuk beradaptasi, itu menunjukkan bahwa masyarakat Desa Madugowongjati mempunyai SDM yang tinggi dilihat letak desanya yang amat jauh dari kota.

Desa Madugowongjati memiliki sejarah yang cukup menarik apabila digali lebih dalam, namun kami sebagai penulis semampu kami akan menyajikan sejarah berdirinya Desa Madugowongjati yang mana kami telah mencari cerita dari beberapa orang yang sedikit ingat akan sejarah berdirinya Desa Madugowongjati, kemudian dari beberapa cerita tersebut kami himpun dan kami sajikan dalam RPJMDes secara singkat. Adapun dari hasil penulusuran kami ini apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan, itu memang keterbatasan kemampuan kami, baik dari wawasan ataupun dalam pengolahan kalimat, sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Konon pada masa kerajaan Mataram ada beberapa Senopati yang diutus leh Raja untuk mengusir Belanda di Batavia, diantaranya Madujoyo Sakti dengan julukan Kebo Gemalih, Hasan Khoer dengan julukan Macan Gareng, Kyai Kajoran, Kyai Macan Putih dan masih banyak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Mereka para Senopati Mataram menenyerbu Pasukan Belanda keb Batavia namun tidak berhasil dan akhirnya para Senopati itu mundur dan hendak kembali ke Mataram. Sepulang dari Batavia mereka akhirnya ber istirahat di daerah Batang. Melihat betapa makmurnya daerah Batang yang masih rimbun dengan bermacam tanaman, hutan jati yang begitu luas dan sungainya yang mengalir deras, maka mereka berkeinginan untuk menetap di daratan Batang, kemudian dari beberapa Senopati itu ada yang hendak menetap di daerah batang dan ada pula yang hendak pulang ke Mataram. Dari sumber informasi yang kami terima yang menetap di daerah Batang diantaranya :

Hasan Khoer (Macan Gareng), beliau membuka perkampungan yang sekarang dinamakan Desa Surodadi,

Kyai Kajoran beliau membuka perkampungan yang sekaran dinamakan Desa Bonjor Kecamatan Terono.

Suto Joyo beliau membuka perkampungan yang sekarang dinamakan Desa Sentul Kecamatan Gringsing.

Madujoyo Sakti beliau membuka perkampungan bersebelahan dengan desa surodadi, yang dinamakan Desa Madujoyosakti. Karena pada masa jaman penjajahan Belanda Desa Madujoyosakti pernah disinggahi oleh Belanda, karena Belanda tidak suka kalau nama desa diambil dari nama seseorang, kemudian Belanda merubah namanya menjadi Madugowongjati.

Oleh masyarakat setempat yaitu masyarakat Desa Madugowongjati sekarang makam Madujoyo Sakti secara gotong royong didirikan Cungkup diatas makam, yang bertujuan agar masyarakat dapat mengenang jasa beliau atas jerih payahnya membuka atau babat desa. Masyarakat Desa Madugowongjati merasa bersyukur atas jasa beliau karena sekarang dapat menikmati pertanian yang sangat subur baik pertanian darat maupun sawah, juga air yang melimpah sehingga pertanian sawah tidak mengalami kekeringan.

 

Wilayah Desa Madugowongjati terdiri dari 9 perdukuhan, yaitu :

 

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i

Dukuh Madugowong,

Dukuh jati,

Dukuh Jatisari,

DukuhWonorejo,

Dukuh Sidomulyo,

Dukuh Bangunsari,

Dukuh Mekarsari

Dukuh Lempongsari

Dukuh Rowosari

 

Juga dibagi menjadi 2 RW,dan 18 RT.

 

a.

RW. 01, meliputi :

 

 

-

-

-

-

Dukuh Madugowong,

Dukuh jati,

Dukuh Jatisari,

Dukuh Wonorejo,

 

b.

RW. 02, meliputi :

 

 

-

-

-

-

-

Dukuh Sidomulyo,

Dukuh Bangunsari,

Dukuh Mekarsari,

Dukuh Lempongsari,

 Dukuh Rowosari.

 

Kami selaku penulis RPJMDes ini mencoba mencari tahu tentang Profil Pemimpin yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Madugowongjati, namun sumber yang kami temui (orang tertua) tidak bisa menyebutkan tahun masa Bhakti para pemimpin yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa.

Sementara data Kepala Desa yang kami peroleh sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11.

12.

Kasan             

Mulyo

Kasmo

Jubadi

Kasmo            

Sumbaji          

Tamsir            

Supradi           

Muhyanto       

Edy Zaenuryanto

Sar ‘ali            

Edy Zaenuryanto

(Kepala Desa Pertama)

 

 

 

(menjabat Kepala Desa yang ke dua kailinya)

Menjabat sebagai PLT pada tahun 1967 – 1970

(seorang Karteker TNI dari Purwokerto) tahun 1971 – 1977

tahun 1978 – 1986

tahun 1987 – 1997

tahun 1998 – 2007

tahun 2008 – 2013

tahun 2014 sampai sekarang (menjabat Kepala Desa yang ketiga kalinya)

Pada Tahun 1983 saat Desa Madugowongjati dipimpin oleh Bapak Soepradi telah di bangun Sarana kegiatan Kepemudaan  khususnya bidang olah raga berupa pembangunan lapangan sepak Bola yang berada di Wilayah Dukuh Madugowong berasal dari bengkok Desa, kemudian pada tahun 1999 pada saat Desa Madugowongjati dipimpin oleh Bapak Edy Zaenuryanto, karena Lapangan Olah raga tersebut berada di pinggir desa juga berada di tepi sungai, maka Lapangan Olah Raga di pindah di Dukuh Jati tepatnya di tengah Desa Madugowongjati dan sampai saat ini telah dimanfaatkan untuk kegiatan olah raga baik itu para pemuda maupun anak-anak sekolah, sehingga kegiatan Keolahragaan Khusunya Sepak Bola di Desa Madugowongjati telah maju pesat dengan kesebelasan yang ada dari 9 Dukuh sebanyak 2 Club.

Desa Madugowongjati mempunyai keanekaragaman kehidupan dibidang Politik,Agama sosial budaya. Di salah satu wilayah Desa Madugowongjati terdapat pemukiman khusus untuk salah satu penganut agama dan merupakan salah satu aset yang berharga, mengingat di lain wilayah tidak terdapat hal tersebut.

Mata pencaharian dari sebagian penduduk Desa Madugowongjati merupakan Petani dan Buruh tani mengingat Desa Madugowongjati merupakan Desa Agraris. Luas wilayah Sawah di Desa Madugowongjati seluas 136.264 ha yang merupakan salah satu sentra penghasil beras di Kecamatan Gringsing sebesar 25 % dari produksi beras di Kecamatan Gringsing

Salah satu penghambat produktifitas pertanian di Desa Madugowongjati adalah terbatasnya  irigasi teknis. disebagian besar wilayah sawah masih bergantung pada pengairan tradisional sehingga sering terjadi penurunan produksi beras.

Untuk masa yang akan datang dan dalam penyusunan RPJM Desa ini adalah memprioritaskan pada pembangunan Insfrastruktur Irigasi yang diharapkan meningkatkan produksi beras yang merupakan andalan mata pencaharian sebagian besar warga Desa Madugowongjati